Pada Setiap Titik Temu

Pada setiap titik temu. Apapun setiap kehendak yang marhamah

Ada lantuan do’a dan surat Yasiin yang belum tuntas dibacakan
Beberapa orang telah berlalu untuk pamit hendak keluar barisan
Sejenak jama’ah ba’da magrib ini terselingi oleh tawa renyah
Menepis kehandak yang memang penuh oleh kerumitan
Kehendak yang acapkali hanya ada untuk penghormatan
Demikianlah satire yang sedikit hambar oleh persaudaraan

Pada setiap titik temu. Kemanusiaan hendak menuntut tadhiyah

Bahasa apa lagi yang hendak diselipkan disela jemari ini
Yang memang sudah jarang saling berjabat tangan
Apalagi membelai kasih saudara yang menangis disudut ruang
Ruang zaman yang sering kita lupa untuk mengisinya
Dengan serenade indah yang mampu mengenalkan kepada mereka
Nikmatnya menangis ketika bermunajat dipertiga malam
Kedamaian ketika tilawah dalam ruang-ruang kehidupan
Yang bagi mereka acapali diisi dengan kecemasan

Bukankah rahmat ini untuk alam dan semesta
Bukankah hidayah ini untuk semua orang dan golongan
Bukankah cintaNya untuk menebar disetiap titik
Bahkan dalam ruang sempit yang berdebu sekalipun

Pada setiap titik temu. Kemanusiaan menjejakkan kebosanan

Kemana gerangan orang-orang ini hendak pergi
Mendaulat kepercayaan yang ringkih oleh keikhlasan
Membenamkan kepatuhan yang nihil oleh kesabaran
Apalagi hendak mengukir jenak-jenak sejarah yang mulia
Dalam lipatan lembaran peradaban yang halaman pertamanya
Begitu banyak tinta emas tertoreh. Begitu mulia dan indah

Bukankah setiap orang berkehendak sama dan sezaman
Bukankah semua orang berkesempatan dan berkeinginan
Maka biarkan ia menjelma menjadi helai ranting daun sejarah
Yang akan memberikan keyakinan penuh kepada mereka

0 comments: