Recik Cinta Allah
17 September 2007 by Wiyono K
Ada senandung kesyukuran yang memuntah ruah
Dari sudut-sudut surau sempit di ujung gang
Hingga ke puncak menara mesjid mewah
Semua melafalkan ketundukan yang sama
Demikian nuansa abadi setiap bulan pengampunan
Tasyahud akhir sepertinya menjadi niscaya
Menemani malam-malam penuh berkah
Takbir dan tahmid menjadi penuh semesta
Kesendirian menjadi lokus penghambaan yang fakir
Dahaga yang begitu sangat di siang terik
Menjadi kekhusyu’an dalam shalat malam
Kering bibir dalam menahan dialog subhat
Berubah manis ketika melafalkan dzikir
Kepayahan dalam menahan rasa dan pandangan
Menjadi kerinduan untuk bertemu dengan Nya
Demikian recik-recik cinta Allah sepanjang ramadhan
Yang tidak akan engkau temui pada kalender yang lain