Sesobek Catatan Harian : Muhasabah 1427

Asalkan engkau tsabat dan senantiasa ihtimam. Asalkan engkau bersabar dan selalu ikhlas. Sebesar dan sekecil apapun itu. Pasti akan ada hikmah dibalik setiap kejadian. Akan tetapi mampukah kita untuk selalu berjalan dalam keteguhan yang kokoh. Berjalan diatas kesabaran yang ikhlas selalu. Bukankah hidup ini banyak mengajarkan kepada kita bahwa asas literaterian tak pernah sebangun dengan prinsip nyata kehidupan.

Temukan jawabannya di titik pertemuan antara profannya kemanusiaan kita dan fakirnya penghambaan kita. Ternyata untuk memfutuhkan fikiran kita perlu waktu. Perlu kesalahan yang acapkali berulang-ulang. Perlu pembelajaran yang tidak hanya teratur tetapi juga harus berpijak dasar yang kokoh. Keterkaitan yang kita temukan sehari-hari dengan atau tanpa kesadaran penuh. Bahkan kebosanan yang sering memuakkan.

Untuk bisa mengerti benar jalan terbaik bertemu dengan Illahi tak diperlukan narasi yang panjang. Tak cukup dengan hadirnya engkau diruang majelis tarbiyah saja. Yang lebih sering bicara masalah dunia. Daripada menghujamkan keimanan dan keistiqomahan dalam sanubari.

Untuk bisa mengerti benar jalan terbaik bertemu dengen Illahi tak diperlukan lafal panjang yang rumit. Cukuplah lafal 'hamdalah' yang engkau fasihkan pemahamannya dan ucapan 'basmalah' yang engkau yakini hakikatnya. Sebab ada banyak hakikat Uluhiyah yang masih tertutup tabir ketidakbersyukuran kita atas nikmatNya.

Tak perlu engkau berbisik menggerutu di shaf terakhir ba'da shalat magrib. Tatkala banyaknya hal yang ingin engkau bicarakan dengan Tuhanmu. Tetapi imam begitu cepat tasyahud akhir dan salam. Karena begitulah kadar kesyukuran manusia yang selalu mencukupkan 'terimakasih' dan melihat lebih 'kecukupan'.

1 comments:

    Alhamdulillah Wiy, moga jadi muhassabah tiada henti